FF ini pernah admin publish di blog pribadi milik admin, jadi kalau ada
yg udah baca berarti itu dari blog admin,, kalau ada typo harap maklum
yaa,,,
SELAMAT MEMBACA SEMUANYA,,,,,
Judul : It's Our Love
Cast :
-Cho Kyuhyun
-Park Sara / You (Imaginer)
-And other cast Super Junior member.
Sara POV,,
Ini hari keduaku di Korea. Akhirnya aku kembali ke Negara tempat aku
dilahirkan. Kepergian Omma dua bulan yang lalu masih membuat hatiku
sedih, tapi sekarang aku harus bisa ceria demi Appa. Satu-satunya
orangtua yang masih kumiliki. Sepertinya jalan-jalan sore bisa membuatku
lebih bersemangat. Sudah lama aku tidak berjalan-jalan disini.
“Appa, aku ingin berjalan-jalan sebentar. Boleh ya?” tanyaku pada Appa
yang sedang berbaring dikamarnya. Kondisi kesehatan Appa sedang tidak
baik hari ini.
“Ajaklah seorang pegawai untuk menemanimu pergi.
Kalau kau pergi sendiri bisa-bisa kau tersesat,” kata Appaku yang
terdengar khawatir. Appa seorang pengusaha hotel bintang lima dijepang
dan korea. Jadi dia memiliki banyak pegawai yang bisa menemaniku. Tapi
aku tidak suka kalau hidupku diawasi seperti itu.
“Appa, aku
ini bukan anak kecil, ingat umurku sudah 20 tahun. Aku masih ingat
jalanan sekitar sini, aku tidak akan pergi jauh-jauh. Lagipula kalau aku
tersesat aku tinggal minta dijemput saja,” kataku ceria, mencoba
menenangkan Appa. Mungkin Appa mengkhawatirkanku karena sudah hampir
enam tahun aku meninggalkan korea dan tinggal di Indonesia bersama Omma
yang saat itu memutuskan bercerai dari Appa.
“Ya sudah kalau begitu. Hati-hati ya!” perintah Appaku.
“Annyeong Appa. I love you,” kataku sambil beranjak meninggalkan Appa.
Huuuh.. udara sore ini sangat dingin jadi aku sudah siap dengan jaket
hoodie tebal dan mantel untuk membalut tubuhku, tak lupa memakai sarung
tangan dan sepatu boot kulit milikku. Sudah lama tidak memakai pakaian
seperti ini. Apa aku terlihat aneh? Wajahku tersenyum melihat keadaan
jalanan disekitarku. Sudah banyak yang berubah. Banyak bangunan modern
dan restoran disepanjang jalan. Aku sangat bersemangat menikmati
atmosfer kota Seoul yang ceria, tapi aku harus berhati-hati dengan
langkahku kalau tidak mau tergelincir.
Aku akan menyebarang
jalan ketika aku melihat itu. sebuah mobil yang nampaknya tergelincir
karena salju kehilangan kendali dan sepertinya akan menabrak seorang
namja yang berdiri cukup dekat denganku. Tapi sepertinya namja itu tidak
melihat mobil yang akan menabraknya. Dengan pacuan adrenalin yang
memuncak dalam tubuhku, aku berlari menghampri namja yang sedang berdiri
disamping kotak pos membelakangi jalan raya itu, lalu menariknya
secepat mungkin menjauhi kotak pos. tapi es dibawah kakiku membuatku
tergelincir dan kami berdua tersungkur diatas tanah berlapis es yang
dingin, tubuh namja itu menindih tubuhku. Belum sempat membenahi posisi
kami berdua, aku mendengar suara tabrakan yang sangat keras di dekat
ku. Kupejamkan mataku kuat-kuat mendengar suara yang memekakkan telinga
itu. Bisa kurasakan tubuh diatasku menegang.
“Ya Tuhan kau menyelamatkanku,” kata pria diatasku ketika mencoba bangkit dari atas tubuhku.
“Apa kau tidak apa-apa?” tanyaku ikut bangkit. Tapi sesuatu menahanku.
“Awwhh,,” keluhku. Sepertinya kakiku terkilir saat menolongnya tadi.
“Gwenchanayo?” Tanyanya sambil mencoba membantuku berdiri.
“Sepertinya kakiku terkilir,” kataku pelan sambil menahan rasa sakit yang menyerang pergelangan kaki kananku.
“Baiklah, aku kan membantumu duduk dikursi itu,” katanya sambil
menunjuk kursi yang berada tak jauh dari kami. Keadaan di sekitar jalan
itu sudah ramai dengan orang-orang yang ingin melihat kecelakkan yang
baru saja terjadi. Kotak pos yang tertabrak menjadi ringsek tidak
berbentuk sedangkan bagian samping mobil yang menabrak kotak pos itu
penyok nyaris hancur. Namja ini sungguh beruntung.
“Kamsahamnida. Kau sudah menyelamatkan nyawaku dan maaf sudah membuatmu
terkilir seperti ini.” kata namja yang baru saja kutolong.
“Ah, tidak apa-apa. Aku hanya berada di waktu dan tempat yang tepat saja,” jawabku menahan sakit.
“Buka sepatumu. Biar kulihat keadaan kakimu yang terkilir.” pintanya.
Kubuka sepatuku dan kulihat pergelangan kakiku yang memerah dan
membengkak. Sakit sekali rasanya. Tiba-tiba namja itu meraih kakiku dan
menaruhnya dipangkuannya sambil mulai memijit pergelangan kakiku.
Bibirnya tersenyum. Namja yang manis, tapi aku tidak bisa melihat
wajahnya dengan jelas karena dia memakai sweater hoodie yang menutupi
kepalanya dan sebuah kaca mata hitam besar menutupi sebagian wajahnya.
“Aww,,” aku meringis ketika dia memijat kakiku lembut.
“Apa sangat sakit?” tanyannya cemas.
“Sedikit,” dustaku.
“Sebaiknya kau kuantar ke rumah sakit. Aku takut cideramu ini parah,” dia kembali terlihat khawatir dan bersalah.
“Aku tidak apa-apa. Mungkin hanya butuh dikompres,” jawabku ringan. Kalau aku sampai kerumah sakit, Appa pasti akan khawatir.
“Kalau begitu, ikut aku. Tempat tinggalku dekat dari sini. Aku akan
menggendongmu,” tiba-tiba saja namja itu memakaikan kembali sepatuku dan
kini berlutut membelakangiku. Menyuruhku naik kepunggungnya.
“Tapi aku,,”
“Sudah ayo cepat naik. Lama-lama diam disini bisa membuat kita
membeku,” ucapnya memotong kata-kataku. Dengan pasrah aku menaiki
punggungnya dan melingkarkan tanganku di lehernya. Dengan perlahan dia
mengangkat tubuhku dan menahan tubuhku dengan kedua tangannya yang
terulur ke belakang.
Dengan mantap namja yang menggendongku
melangkah menusuri jalan. Tidak jauh dari tempat kami berada dia
berbelok dan memasuki sebuah komplek apartemen yang cukup besar.
Sepertinya apartemen yang cukup elit. Setelah sampai di dalam lift dia
menekan tombol 11. Aku tidak mengenal namja ini tapi mau diajak ke
apartemennya. Apa yang kupikirkan? Bagaimana bila namja ini berbuat
jahat padaku? Tapi, sepertinya dia orang yang baik. Lagipula aku sudah
menyelamatkannya, jadi kalau dia menjahatiku dia sangat tidak tahu
terimakasih.
Pintu lift terbuka dan dia menyusuri lorong
apartemen itu. kemudian berhenti di depan sebuat pintu yang sangat
kotor. Bukan karena kotoran yang sudah lama tidak dibersihkan melainkan
kotor karena coretan-coretan tangan. Setelah memasukan kombinasi
password, pintu didepankupun terbuka. Dengan tetap masih menggendongku
dia melangkah masuk dan mendudukanku di sebuah sofa nyaman di depat TV.
Kupandangi ruangan luas itu. Tidak terlalu banyak perabotan, hanya ada
sofa yang kududuki, sebuah sofa lagi disudut ruangan, meja makan dan
lemari besar berisi banyak piala yang spertinya hasil dari sebuah
penghargaan . Sebenarnya siapa namja ini?
Namja yang menolongku
itu telah kembali setelah tadi dia meninggalkanku, sepertinya ke dapur.
Karena sekarang aku melihatnya membawa handuk kecil dan mangkuk berisi
air hangat (terlihat dari asap tipis yang mengepul).
“Sini biar ku kompres kakimu,” katanya sambil menarik kakiku dan meletakannya kembali di pangkuannya.
Dia mengompres kakiku dengan lembut, rasanya sangat nyaman. Kakiku
tidak terasa berdenyut-denyut lagi. Kuamati lagi wajahnya yang tengah
menekuni kakiku (?). Dia masih mengenakan kacamata dan menutupi
kepalanya dengan hoodie. Siapa dia. Kenapa sangat misterius?
“Siapa namamu?” tanyanya tiba-tiba.
“oh, choneun Park Sara imnida,” jawabku terbata karena ia mengagetkanku.
“kau, siapa namamu?” tanyaku padanya.
Dia hanya tersenyum memandangku sambil melepas kacamata dan hoodie
dikepalanya. Ya Tuhan dia tampan sekali, persis seperti bayanganku tadi.
“Sekarang, kau sudah mengenaliku?” tanyanya sambil memamerkan senyumannya yang sangat manis.
Aku berfikir sebentar. Sepertinya pernah melihat wajah tampan ini. Tapi
dimana aku melihatnya? Hidungnya, bibirnya, senyumnya, seperti,,,,
Tidak mungkin!!! Tidak mungkin dia, Ya Tuhan benarkah dia,,,
Benarkah dia Cho Kyuhyun member super junior itu? aku memang tidak
terlalu mengenal mereka tapi aku hapal wajah biasku. Walaupun bukan
seorang Elf fanatic tapi aku menyukai beberapa lagu mereka dan sangat
menyukai suara namja yang sekarang tepat berada dihadapanku. Entah sudah
seperti apa wajahku saat ini. Aku benar-benar tidak menyangka bisa
bertemu dengan Cho Kyuhyun.
“Kau, Cho Kyuhyun member super junior kan?” tanyaku tak percaya. Dia hanya mengangguk.
“Kau benar-benar Kyuhyun?” tanyaku ingin lebih memastikan.
“Apa aku harus menunjukkkan KTPku agar kau percaya?” tanyanya sambil
tertawa. (emang disono mananya juga KTP ya? Ah, sudahlah anggap aja
iya!!)
“Oh tidak perlu seperti itu. aku percaya.” Kataku malu sambil menundukan kepalaku.
“Kau terlihat sangat tenang. Kau bukan seorang elf, hah?” tanyanya.
Tenang? Dia bilang aku tenang? Aku sangat terkejut tapi aku pandai
menyimpan perasaanku. Sebenarnya aku ingin melompat-lompat sangking
senangnya.
“Sebenarnya aku tidak terlalu mengenal super junior.
Aku hanya tahu kalau grup kalian sangat terkenal. Tapi berhubung aku
tidak tinggal di Korea selama ini jadi aku hanya tahu sedikit mengenai
kalian,” jawabku jujur. Sepertinya Kyuhyun kaget mendengar perkataanku.
“Kau tidak tinggal dikorea sebelumnya? tapi bahasa koreamu sangat baik.
Tanpa cela, bagaimana mungkin?” tanyanya penasaran. Aku tersenyum
mendengar katidakpercayaanya.
“Sebelumnya aku memang tinggal
dikorea. Tapi, enam tahun yang lalu aku pindah ke Indonesia bersama
ibuku dan sekarang aku baru kembali ke korea lagi.” Jawabku.
“Ooh, seperti itu. pantas saja.” katanya acuh.
“Bagaimana kakimu sekarang, apa sudah baikan?” tanyanya padaku.
“Sudah tidak terlalu sakit,” jawabku sambil menurunkan kakiku dari
pangkuannya dan mencoba mengerak-gerakkan kakiku. Sepertinya sudah
membaik walaupun masih terasa agak ngilu.
“Aku benar-benar
berterima kasih padamu karena telah menolongku. Kalau tidak ada kau yang
menarikku dari sana mungkin sekarang aku sudah berada di Rumah Sakit
lagi,” katanya menerawang. Seoalah-olah sedang mengingat sesuatu yang
buruk. Mungkinkah kejadian tiga tahun yang lalu? Sepertinya begitu.
“Aku senang bisa membantumu. Tidak usah sungkan begitu. Lagipula kau
juga sudah menolongku,” kataku sambil menunjuk kakiku yang sedang
kugerak-gerakkan.
“Tapi kakimu jadi terkilir juga kan karena
aku,” katanya murung. Wajahnya jadi terlihat menua dengan lingkaran
hitam dibawah matanya. Terlihat kalau sebenarnya dia lelah.
“Sudahlah. Anggap saja kita impas. Aku menolongmu dan kau menolongku.”
Kataku sambil tersenyum padanya. Dia hanya membalasku dengan senyuman.
Dan tiba-tiba memukul kepalanya seperti mengingat sesuatu.
“Ah,
aku lupa. Aku belum memberimu minum. Tunggu sebentar disini akan
kuambilkan sesuatu yang hangat untukmu.” Diapun segera beranjak ke dapur
untuk mengambil minuman. Tak lama dia kembali dengan dua cangkir berisi
coklat panas. Aku dapat mengetahui itu dari aroma coklat yang tercium
diudara.
“Ini minumlah,” dia memberikan cangkir berisi coklat hangat itu ke tanganku.
Kusesap aroamnya dan kuteguk cairan hangat yang tampak lezat itu.
“Hmm,, nikmat,” ucapku sambil mendesah pelan, menikmati sensasi hangat dari coklat yang kuminum sambil menjilati bibirku.
Dia tertawa melihat tingkahku.
“Kenapa tertawa?” tanyaku padanya. Dia hanya semakin melebarkan
senyuman diwajahnya. Dia tampan sekali saat tersenyum. Wajah lelahnya
sekejap menghilang.
“Kau lucu sekali,” jawabnya. Apa? Lucu? Aku
lucu katanya? Apa benar aku lucu? Cho Kyuhyun menyebutku lucu? Apa aku
tidak bermimpi? Ya Tuhan ini nyata bukan? (ni cewe budek apa ya?
Nanya-nanya mulu. Lama-lama disambit juga deh!!! Hahaha,,)
Aku
tertunduk malu karena perkataannya berusan. Suasana menjadi hening.
Kulihat dengan santainya dia menyesap coklat panasnya. Kulayangkan
pandangan mengamati ruangan ini sekali lagi. Kenapa tempat ini sangat
sepi. Bukankah semua member super junior tinggal bersama? Aku terus
bertanya-tanya sampai tiba-tiba kudengar suaranya menjawab pertanyaan
yang berada dikepalaku.
“Semua Hyung masih ada pekerjaan sampai
nanti malam. Aku pulang cepat hari ini. Makanya sekarang dorm sepi dan
hanya ada aku disini,” katanya menjawab keingintahuanku. Apa dia bisa
membaca pikiran?
“Ooh,” jawabku singkat. Tiba-tiba aku teringat
janjiku pada Appa kalau aku tidak akan pergi terlalu lama. Kulirik jam
yang ada di tangan kiriku. Ternyata aku sudah keluar rumah hampir empat
jam. Appa pasti khawatir.
Kyuhyun melihat wajahku yang berubah panik.
“Ada apa?” tanyanya.
“Eh, sepertinya aku harus segera pulang. Ini sudah lewat jam makan
malam. Appaku pasti sangat khawatir,” kataku menjawab pertanyannya.
“Baiklah. Tunggu sebentar disini. Aku akan mengantarmu pulang,” katanya seraya bangkit dari duduknya.
“Kyuhyun-ssi. Tidak usah mengantarku. Aku akan minta supirku menjemput.
Lagipula aku tidak mau merepotkanmu,” kata-kataku membuatnya
menghentikan langkahnya menuju meja untuk mengambil sebuah kunci yang
tergelatak disana.
“Benarkah? Apa tidak apa-apa jika seperti itu?” tanyanya.
“Hmm,,” jawabku sambil mengeluarkan handphone-ku dari dalam saku jaket dan mulai menelpon Kim ahjussi untuk menjemputku.
Kyuhyun mengantarku sampai pintu lobi dormnya. Aku menolaknya
mengantarku pulang karena memikirkan kondisinya sebagai seorang artis
terkenal, bisa bahaya nanti kalau ada yang melihat kami. (ge-er banget
sih gue!!!!)
Kyuhyun POV,,
Dorm Suju,,,
“Kami pulang,,” Teukie hyung, Eunhyuk hyung, Sungmin hyung dan Yesung hyung berkata serempak ketika memasuki dorm.
“Selamat datang,” kataku sambil melambaikan tangan kiriku. Tatapaan
mataku tidak bergeser sedikitpun dari PSP di tangan kananku.
“Aish, anak ini menyambut kedatangan hyungnya dengan cara seperti itu.
Apa kau sudah makan?” kudengar suara Teukie hyung dari arah dapur.
“Belum,” jawabku pendek.
“Kenapa belum makan? Nanti kau bisa sakit Kyu. Sudah tinggalkan
permainanmu itu. Kita makan dulu, aku sudah membelikan jjangmyeon
kesukaanmu,” Sungmin hyung memanggilku dari meja makan.
“Sebentar hyung, sedikit lagi aku menang, ini sudah level terakhir,”
jawabku sambil tak bergeser sedikitpun dari tempatku. Permainan yang
sedang kumainkan sedang seru-serunya. Tidak asik kalau aku harus
menyudahinya sekarang.
“Terserah kau saja. Tapi jangan salahkan
aku kalau Shindong hyung datang dan menghabiskan semua makanan ini,”
Sungmin hyung mulai mengancamku lagi. Tapi dia benar. Perutku sudah
lapar dan bisa tidak kebagian makan nanti kalau Shindong hyung
menghabiskan semuanya.
Dengan berat hati kutinggalkan
permainanku dan menghampiri Hyung-hyungku yang berkumpul di meja makan.
Aahh, sepertinya enak sekali aroma jjangmyeon yang dibelikan Sungmin
hyung. Akupun mulai melahapnya dengan semangat.
“Apa yang kau lakukan sore tadi Kyu?” Eunhyuk hyung bertanya padaku.
“Tidak ada. Aku hanya berjalan-jalan sebentar keluar dan,,,”
kuceritakan semua kejadian yang sore tadi kualami. Mulai di kecelakaan
yang hampir menimpaku hingga pertemuanku dengan gadis manis yang menjadi
penyelamat jiwaku. Awalnya semua Hyung-ku sangat khawatir ketika
mendengar aku hampir saja ditabrak sebuah mobil yang tergelincir
dijalanan yang licin, maklum saja pengalamanku yang pernah mengalami
kecelakaan parah membuat hyungku jadi sering mengkhawatirkanku. Tetapi
wajah mereka berubah menjadi penasaran ketika aku menceritakan mengenai
seorang gadis yang menolongku keluar dari bahaya maut.
“Siapa namanya? Apa di cantik?” tanya Eunhyuk Hyung penasaran.
“Namanya Park Sara, dia sangat manis juga sangat baik,” jawabku sambil
sedikit merenung. Mengingat-ingat Sara yang manis saat tersenyum
membuatku ikut tersenyum. Dasar Lee Hyuk Jae ini, yang dipikirannya
hanya yeoja cantik saja.
“Wah, sepertinya dia tidak sekedar manis,” kata Yesung hyung di depan wastefel sambil mencuci mangkuk bekas makannya.
“Apa maksudmu hyung?” tanyaku tak mengerti.
“Sepertinya kesan yang diberikan gadis itu tidak sebatas wajah yang
manis,” Yesung hyung menjelaskan maksudnya dan di iyakan oleh Hyung
lainnya sambil mengangguk-ngangguk. Bisa kurasakan wajahku memanas
karena malu. Apa sejelas itu perasaan yang kurasakan pada Sara? Aku
menyukai senyumnya, caranya bicara, suaranya yang lembut dan sikapnya
yang tenang.
“Tidak usah menyembunnyikan perasaanmu Kyu. Kami
tahu kau terkesan dengan wanita itu.” Teukie hyung menambahkan. Menambah
merah mukaku.
“Sepertinya ada yang mengalami jatuh cinta pada
pandangan pertama nih. Benarkan kataku kalau magnae kita sudah beranjak
dewasa sekarang,” Eunhyuk hyung ikut memperolokku.
“Yak, Hyung
jangan memperolokku seperti itu. senang sekali kalian ini membuatku
malu,” kataku sambil meninggalkan mereka memasuki kamarku dan membanting
pintu kamarku cukup keras. Apa-apaan mereka ini. Membuatku malu saja.
Kalaupun aku menyukai Sara memangnya kenapa? Aku kan pria normal yang
boleh menyukai seorang gadis. Walaupun ini tidak biasa, karena aku
menyukai seorang gadis yang baru pertama kali kutemui, tapi ini
merupakan sesuatu yang normal kan?
“Kyu, hei Kyu cepat kesini.” Teukie hyung memanggilku.
Dengan berat hati kulangkahkan kakiku keluar kamar, padahal aku sudah membaringkan tubuhku diranjang bersiap-siap untuk tidur.
“Ada apa hyung? Aku lelah, ingin istirahat.” kataku dengan malas menghampirinya.
“Ini, apa ini handphone milikmu?” Teukie hyung menyerahkan sebuah
handphone padaku. Bukan ini bukan milikku, tipenya sama tapi warnanya
berbeda. Apa mungkin ini milik Sara dan tertinggal disini. Kusentuh
layar hanphone itu dan muncul wajah manis yang telah membuatku malu di
depan Hyungku tadi.
“Sepertinya ini milik Sara yang tertinggal. Oettokhe? Aku bahkan tidak tahu dia tinggal dimana,” kataku mulai panik.
“Benarkah itu milik gadis yang tadi menolongmu?” tanya Eunhyuk hyung. Aku hanya mengangguk.
“Berikan padaku. Aku ingin melihat wajahnya. Ada fotonya kan?” tanya Eunhyuk hyung padaku sambil memasang wajah evilnya.
“Yak!! Lee Hyuk Jae. Ini bukan milikmu dan tidak sopan membuka
handphone orang lain.” Kataku sambil memasukan handphone milik Sara ke
saku celanaku dan kembali masuk ke kamarku sambil tersenyum senang
meninggalkan mereka yang tampak kecewa. Tadinya kupikir aku tidak akan
pernah bertemu dengannya lagi. Tapi dengan tertinggalnya handphone ini
disini, kemungkinan aku bisa bertemu dengan Sara lagi sangat besar. Aku
tersenyum senang memikirkannya.
Sara POV,,
“Sara-ya apa yang kau lakukan? Kenapa kau membuat kamarmu berantakan seperti ini?” tanya Appa dari ambang pintu kamarku.
Kupandangi keadaan kamarku saat ini. Memang berantakan, semua barang
tidak berada ditempatnya. Beberapa baju berserakan dilantai,
bantal-bantal dan seprai meninggalkan tempat seharusnya mereka berada.
Dimana benda itu??
“Maaf Appa, nanti akan kubereskan. Aku
sedang mencari sesuatu,” kataku sambil kembali mengaduk tas, berharap
menemukan benda yang kucari.
“Memangnya kau mencari apa?” tanya Appa sambil menaruh bantal di atas tempat tidur.
“Handphoneku. Sepertinya terselip entah dimana. Aku membutuhkannya
sekarang tapi tidak kutemukan dimanapun,” jawabku sambil terus melakukan
pencarianku yang nihil.
“Memangnya kau menaruhnya dimana?” tanya Appa yang sekarang sedang duduk di atas tempat tidurku yang berantakan.
“Entahlah, aku lupa,” kataku menyerah dan ikut duduk disamping Appa.
“Apa mungkin kau meninggalkannya di tempat orang yang menolongmu itu?” tanya Appa.
Tunggu dulu, sepetinya dugaan Appa benar. Terakhir kali kugunakan
handphone itu kemarin malam saat menghubungi Kim Ahjussi untuk
menjemputku. Apa mungkin memang tertinggal disana? Ya Tuhan, kalau
begitu aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Kyuhyun-ssi lagi?
Benarkah? Kyaaaa!!!
“Coba kau telepon ke nomormu dan kita lihat siapa yang memegang teleponmu sekarang,” usul Appa.
“Baiklah,” jawabku senang.
Siang ini aku berjanji untuk menemui Kyuhyun-ssi di taman dekat kantor
menejemennya. Sepertinya dia sedang sibuk, tapi dengan berbaik hati mau
mengantarkan handphoneku yang semalam tertinggal di dormnya.
Udara hari ini masih sedingin kemarin. Maklum saja, karena masih
dipertengahan musim dingin. Aku semakin merapatkan mantelku pada
tubuhku, kugosok-gosokkan tanganku pada pipiku yang terasa membeku.
“Dimana dia? Kenapa lama sekali? Lama-lama aku bisa membeku disini,”
keluhku sambil semakin merapatkan pelukanku pada tubuhku sendiri. Sudah
hampir tiga puluh menit aku menunggunya disini. Kuputuskan untuk duduk
di sebuah bangku taman. Kakiku mulai pegal karena lama berdiri.
Kugosok-gosok tanganku sambil meniupnya agar terasa hangat.
Tiba-tiba sebuah tangan yang memegang secangkir kopi panas terulur
dihadapamku. Membuatku kaget dan langsung melayangkan pandangan pada
seseorang yang sedang berdiri dihadapanku. Wajahnya tersenyum dibalik
jaket hoodienya tanpa kacamata seperti kali pertama aku melihatnya.
“Maaf sudah membuatmu menunggu lama,” katanya sambil menyerahkan
secangkir kopi panas ke tanganku yang hamper membeku, lalu ia duduk
disampingku. Wajahnya masih setampan kemarin. Tidak, tidak sama,
sepertinya dia lebih tampan hari ini.
“Belum terlalu lama untuk
bisa membuatku membeku,” jawabku sambil tersenyum. Tanpa berpikir lagi
langsung kusesap kopi yang kehangatannya menggodaku untuk segera
meminumnya.
“Mianhae,” ucapnya lembut.
“Gwenchanayo,” ucapku, lalu kuseruput lagi kopi yang berada digenggamanku.
“Aaahh,,” aku mendesah menikmati kehangatan yang menuruni tenggorokanku dan berpusar di perutku.
“Kau benar-benar lucu,” katanya. Kata-kata itu lagi. Perasaan hangat
yang tidak ada hubungannya dengan kopi yang baru saja kuminum tiba-tiba
menguasaiku. Kuputar tubuhku menghadap namja tampan disampingku.
“Maaf Kyuhyun-ssi, Apa aku tidak mengganggu acaramu dengan memintamu
datang kesini?” tanyaku sambil menatapnya lurus-lurus. Bisa kurasakan
dadaku bergemuruh nyaring.
“Aku sedang istirahat dari
latihanku. Lagipula aku yang seharusnya meminta maaf karena kau yang
harus datang kesini bukannya aku yang mengantarkan barangmu yang
ketinggalan.” katanya sambil menyerahkan handphoneku.
“Tidak apa-apa. Lagipula dengan berjalan-jalan aku bisa dengan cepat mengingat jalanan dikota ini.” kataku jujur.
“Sara-ssi, apa kau mau berjalan-jalan denganku kapan-kapan? Akan
kutunjukan tempat yang indah padamu,” katanya sambil menatapku lekat.
Apa dia baru saja menawariku untuk pergi bersamanya? Apa ini sebuah
kencan? (pliiisss deh jangan ge-er!!!)
“Apa aku tidak salah
dengar? Seorang Cho Kyuhyun yang super sibuk mengajakku jalan-jalan?”
tanyaku sengaja ingin memperjelas maksud dari ucapannya barusan.
“Hmm, aku serius. Lagipula aku harus membalas kebaikanmu,” jawabnya
santai. Oh, ternyata hanya untuk membalas budi. Baiklah, walaupun untuk
hal yang jauh dari pikiran dan harapanku. Tapi, tawarannya tidak akan
kutolak begitu saja.
“Baiklah kalau itu tidak merepotkanmu,”
jawabku sambil memamerkan senyum terbaikku. Bisa kulihat wajahnya juga
tersenyum mendengar jawabanku. Aahhh neomu kyeopta.
Author POV,,
Tidak jauh dari posisi Sara dan Kyuhyun duduk dan berbincang ada tiga orang namja yang sedang mengamati mereka.
“Aish, kenapa gadis itu membelakangi kita Hyung? Aku kan jadi tidak
bisa melihat wajahnya dengan jelas,” keluh Siwon pada Dong Hae dan
Leeteuk. Mereka bertiga sangat penasaran pada Kyuhyun yang bersikeras
ingin latihan segera dihentikan karena memiliki janji yang penting.
Ternyata janji penting itu adalah bertemu seorang gadis misterius yang
membuat semua member super junior penasaran.
“Apa dia itu gadis yang semalam Hyung ceritakan itu ya?” tanya Dong Hae pada Leeteuk.
“Entahlah, tapi sepertinya memang dia orangnya.” Jawab Leeteuk yakin.
“Lihat dia memberikan sebuah ponsel pada gadis itu, itu pasti memang
gadis yang semalam menolongnya,” Leeteuk makin yakin dengan
kata-katanya.
“Aku sangat penasaran dengan wajahnya hyung,
Lihat, sekarang bocah itu tersenyum seperti itu.” Siwon kembali
berkomentar setelah melihat wajah Kyuhyun yang tersenyum sumringah.
“Aku juga Siwon-ah. Apa kita hampiri saja mereka. Berpura-pura tidak
sengaja melihat mereka disini?” tanya Dong Hae pada dua orang
disampingnya.
“Sepertinya bukan ide yang bagus. Kyu itu tidak
bodoh untuk menerima alasan seperti itu. bisa-bisa kita dihabisi
evil-magnae itu,” kata Leeteuk bijaksana.
“Ah, kau benar hyung.
Lalu bagaimana caranya kita bisa melihat wajah gadis itu. aku sangat
penasaran.” Kali ini Dong Hae mulai tidak sabaran.
“Sepertinya
kita harus bersabar kali ini. Yang penting kita sudah tahu alasan yang
membuatnya terlihat ceria seperti itu. Ayo kita kembali ke ruang latihan
sebelum Kyu memergoki kita disini,” ajak leeteuk pada para saengnya
yang terlihat kecewa. Tapi mereka menuruti ajakan hyungnya walaupun
dengan berat hati.
Sesampainya mereka di ruang latuhan super
junior ketiganya menceritakan pengintaian yang telah mereka lakukan.
Mereka menceritakan setiap detail dari gerak-gerik Kyu dan gadis yang
hanya diketahui namanya itu pada seluruh member yang penasaran.
Kyuhyun POV,,
Hari ini aku sedang bersama dengan gadis itu. Sara memang gadis yang
unik, sangat galak sekaligus sangat manis. Senang sekali marah tapi
sangat perhatian. Kombinasi yang tidak biasa bukan? Lawan yang sepadan
untuk bertengkar tapi seorang yang sangat bisa diandalkan. Aku suka
sikapnya yang tidak berpura-pura dihadapanku. Sangat tenang sekaligus
menghanyutkan. (gimana bingung gak tuh kata-katanya??)
“Lotte world? Kau yakin Kyuhyun-ah? tapi tempat itu kan sangat ramai,” tanya gadis dihadapanku kaget.
“Hmm, aku sudah lama ingin kesana tapi tidak ada yang bisa menemaniku.
Makanya sekarang aku memintamu menemaniku. Kau mau kan Sara-ya?”
tanyaku. Aku ingin sekali menikmati malam yang menyenangkan dengan
dirinya.
“Tapi apa kau tidak takut pergi kesana?” tanyanya lagi. Masih dengan nada suara yang ragu.
“Tentu saja aku berani, kau meremehkanku hah?” tanyaku sambil tersenyum.
“Bukan itu maksudku Kyuhyun-ah. Aku malah senang kalau ternyata kau ini
tidak penakut, jadi aku bisa ada teman menaiki permainan yang menguras
adrenalin. Hanya saja tempat itu sangat ramai, kau tidak takut kalau ada
yang mengenalimu?” tanyanya. Ohh ternyata dia mengkhawatirkan keadaanku
yang seorang artis. Sangat perhatian walaupun ada nada meremehkan
diawal kata-katanya tadi.
“Aku akan menyamar, kau tidak usah khawatir,” jawabku menenangkannya.
“Baiklah kalau itu maumu, aku juga sebenarnya ingin pergi kesana
hehehe,,,” katanya sambil tertawa. Bisa kulihat binar bahagia dimatanya
yang indah.
“Kujemput kau besok sore. Sekarang aku harus
kembali latihan. Sampai jumpa,” ucapku sambil meninggalkannya. Dia hanya
tersenyum sambil melambaikan tangannya.
Sara POV,,
“Waahh, aku rindu sekali tempat ini.” Ucapku menikmati keadaan tempat yang kukunjungi ini.
“Aku juga, sudah lama sekali tidak ke tempat seperti ini,” ucap seorang
namja disampingku, tubuhnya dibalut sweater hoodie, sebuah syal
melingkar dilehernya, kacamata menutupi sebagian wajahnya dan sebuah
topi yang menutupi kepalanya. Penyamaran yang cocok untuk udara yang
dingin seperti hari ini.
“Baiklah, ayo Kyuhyun-ah kita main
permainan itu, sepertinya seru sekali,” ajakku sambil menggandeng tangan
namja yang berdiri disampingku.
“Sara-ya, berhenti memanggilku
seperti itu. walaupun aku berdandan seperti ini tapi orang-orang akan
penasaran dengan nama yang kau ucapkan,” katanya mengingatkanku. Benar
juga yang dikatakannya.
“Lalu kau mau kupanggil apa?” tanyaku sambil masih menggandeng tangannya.
“Panggil aku Oppa, aku kan lebih tua darimu Sara-ya,” ucapnya sambil tersenyum. Aku suka sekali melihat senyumnya itu.
“Mwo? Oppa?” tanyaku. Dia hanya mengangguk.
“Hmm, baiklah aku akan memanggilmu Oppa, tapi hanya hari ini,” ucapku
sambil mempercepat langkahku menuju arena permainan yang sedari tadi
sudah sangat ingin kujajaki.
“Yak, kenapa hanya hari ini?” tanyanya sambil menghentikan langkahku.
“Karena umur kita hanya berbeda tiga tahun saja, itu kan tidak terlalu
jauh. Lagipula aku bukan Elf yang tergila-gila padamu Oppa,” ucapku
sambil tersenyum sengaja memberi tekanan pada kata ‘Oppa’. Dia hanya
memandangiku pasrah.
Malam itu kami bermain dengan sangat puas.
Walaupun tidak semua permainan bisa kita mainkan tapi aku sangat
senang. Mengenang kembali masa kanak-kanakku. Walaupun kami berkali-kali
harus menghindari kerumunan orang tapi penyamaran Kyu sangat berhasil.
“Malam ini sangat menyenangkan bukan?” tanyanya padaku ketika kami dalam perjalanan pulang.
“Hmm, aku senang sekali,” jawabku sambil mengembangkan senyumku.
“Kita harus sering melakukan hal seperti tadi. Dan kau, harus mau
menemaniku,” katanya sambil menyentuh lembut hidungku. Ahh, kenapa dia
selalu membuatku berdebar seperti ini.
“Oke, sekarang kita akan kemana?” tanyaku.
“Kita makan, aku lapar sekali. Di dekat sini ada yang menjual
Jjangmyeon yang sangat enak,” katanya. Makan itu lagi? Aahh, baiklah aku
akan mengalah kali ini.
Itulah awal kedekatan kami, kedekatan
yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh kami berdua,, kedekatan
yang membuatku semakin jatuh cinta padanya,,,,,
Sara POV,,
Sudah dua bulan aku mengenal Kyuhyun. Dia namja yang baik, walaupun
terkadang kelakuannya sangat ajaib. Sebenarnya kami memiliki banyak
sifat yang bertolak belakang. Bayangkan saja, dia sangat menyukai games
sedangkan aku tidak menyukai hal yang berbau games karena entah kenapa
aku selalu kalah kalau bermain games dan itu selalu membuatnya senang
karena bisa mengolok-olokku sampai puas karena kalah bertanding games
dengannya. Maka dari itu aku lebih menyukai berbagai macam novel sebagai
pengisi waktu luangku selain hoby melukis dan memasakku. Selain itu,
aku bisa dibilang sebagai seorang gadis yang cukup pandai memasak
sedangkan Kyu keahlian memasaknya benar benar nol besar. Tapi kami
memiliki kesamaan yang membuat kedekatanku dengannya terlihat tidak
mungkin, kami sama-sama keras kepala. Mungkin karena aku adalah anak
satu-satunya dikeluargaku jadi aku terbiasa mendapatkan apa yang
kuinginkan sedangkan Kyu adalah anak bungsu yang selalu diperhatikan
oleh semua orang.
“Kau mau makan apa hari ini?” tanyaku pada namja disampingku yang matanya tertuju pada PSP yang digenggamnya.
“Jjangmyeon,” jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari benda yang digenggamnya
“Yak, Masa makan itu lagi? Kita makan shabu-shabu saja ya, aku sudah
lama tidak makan makanan Jepang,” kataku sambil terus memacu mobilku
menyusuri jalanan yang sudah cukup sepi.
“Sayuran? No, Thank’s.” katanya sambil menatapku ngeri.
“Kau ini kenapa sih tidak suka sayuran. Sayuran itu baik untuk tubuhmu Kyu.” kataku menasehatinya.
“Menjijikan rasanya memasukan makanan sapi kedalam tubuhku.” katanya
sambil menggelengkan kepalanya. Cih, padahal dia suka memakan daging
sapi. Bukankah secara tidak langsung juga memakan nutrisi dari sayuran?
“Itu tidak masuk akal, Kyu! Sudahlah, hari ini aku yang mentraktir
jadi kau jangan rewel!” kataku dengan tatapan sinis. Bisa kulihat Kyu
hanya mengangguk pasrah. Akhirnya kuparkirkan mobilku disebuah resto
Jepang kesukaanku.
“Jangan lupa topi dan kacamatamu. Aku tidak
mau dikejar-kejar fansmu seperti kemarin. Merepotkan saja,” kataku
sambil memakaikan topi dan kacamata pada Kyu yang masih berkutat dengan
PSPnya.
“Bukan salahku kalau hal itu terjadi. Aku kan memiliki
banyak penggemar, jadi itu sudah resiko kalau kau pergi bersama idola
tampan sepertiku,” katanya menyombongkan diri. Mendengar kata-katanya
aku merasa kesal sekaligus geli. Dia memang memiliki banyak penggemar
dan aku tahu itu. Tapi, tidak usah sepercaya diri itu.
Dengan sengaja kutinggalkan Kyu yang masih berkutat dengan PSPnya.
“Yak, Sara-ya jangan tinggalkan aku,” panggilnya sambil mengejarku memasuki resto.
Suasana resto cukup sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang sedang
menikmati makan malam. Kami berjalan menuju meja yang berada dipojok
resto. Meminimalisir kemungkinan terjadinya kehebohan yang mungkin akan
terjadi bila ada yang mengetahui Kyu disini. (beribet banget gak sih
kata-katanya? Author juga jadi bingung hehehe,,,)
Setelah
memesan makanan, Kyu kembali berkutat dengan PSP yang tidak pernah lepas
dari genggamannya. Melihat hal itu membuatku kesal.
“Yak, Kyuhyun-ah untuk apa kau mengajakku keluar kalau kau hanya terus sibuk dengan PSPmu?” tanyaku ketus.
“Aku sedang bosan berada di dorm. Aku ingin ditemani menikmati udara
malam,” katanya menatapku. Mengalihkan konsentrasinya dari permainan
ditangannya, sepertinya dia besungguh-sungguh.
“Kalau kau
benar-benar ingin aku temani. Kanapa kau malah asik sendiri dengan PSPmu
itu. apa kau benar-benar tidak menganggapku ada disini, hah?” tanyaku
masih kesal.
“Jadi kau cemburu pada PSP-ku?” tanyanya dengan tatapan geli.
“Yak, yang benar saja! Untuk apa aku cemburu padamu, kau ini narsis sekali.” Kataku sambil menunjukan ekspresi tidak peduliku.
“Tapi sepertinya tidak begitu. Kau Nampak tidak rela jika aku
bermesraan dengan PSP-ku ini,” katanya sambil menatap PSPnya dengan
tatapan memuja. Cih, benda mati seperti itu sangat diperhatikannya,
sedangkan perasaanku padanya tidak dirasakannya sama sekali.
“Yak, lama-lama kau itu bisa sangat menyebalkan. Bisa tidak kau tidak
membuatku marah sehari saja?” bentakku kesal. Kenapa namja ini acuh
sekali padaku?
“Mianhae, aku hanya sedang resah.” katanya.
Resah ? Kenapa resah? Apa karena albumnya yang akan segera keluar? Wajar saja kalau resah karena itu.
“Sara, kau masih ingat ceritaku beberapa hari yang lalu kan?” tanyanya tiba-tiba.
“Cerita yang mana?” tanyaku masih dengan nada kesal.
“Cerita tentang seorang gadis yang kusukai. Sepertinya aku akan segera
mengutarakan perasaanku padanya, bagaimana menurutmu?” tanyanya sambil
menatapku lekat-lekat.
Oh, cerita tentang gadis itu? gadis yang
membuatku cemburu setengah mati. Gadis yang membuat Kyu bersemangat
setiap kali menceritakan pertemuan mereka. Gadis yang sangat beruntung.
“Oh, cerita itu. kalau itu hal yang menurutmu baik sebaiknya segera kau
lakukan,” kataku sambil menahan air mata yang sudah mulai menggenang
dipelupuk mataku. Kau jahat Kyu! Apa kau tidak tahu kalau aku
menyukaimu?
Pikiranku melayang ke hari-hari saat Kyu sangat
bahagia ketika menceritakan padaku betapa bahagianya dia setelah bertemu
dengan gadis pujaan hatinya, bagaimana matanya berbinar-binar ketika
bercerita kalau semalam gadisnya menelpon atau ketika gadis itu
memasakkan makanan untuknya. Menyakitkan setiap kali mendengar nada
suara Kyu yang bahagia ketika menceritakan gadis itu. tapi aku tidak
bisa berbuat apa-apa, aku hanya seorang teman yang baru dikenalnya.
Walaupun pertemanan kami yang singkat ini sudah membuatku merasa sangat
dekat dengannya tapi belum tentu dia merasakan hal yang sama seperti
yang kurasakan bukan?
“Apa kau tidak ingin tahu siapa gadis itu?” tanyanya membuyarkan lamunanku.
“Kalau kau mau mengenalkannya padaku kau pasti akan mengajaknya bertemu
denganku kan? Aku tidak akan memaksamu Kyu,” kataku berusaha tenang.
Berusaha menenangkan gemuruh menyakitkan didadaku.
“Baiklah
kalau begitu. Besok ikut aku ke pulau Jeju. Aku ada pekerjaan disana dan
akan kukenalkan kau padanya,” katanya enteng sambil mengusap pelan
tanganku yang terkulai diatas meja. Apa? Mengenalkanku pada gadis itu?
Apa aku sanggup untuk menemuinya?
“Hei, kau benar-benar memesan
makanan sapi ini ya?” tanyanya setengah berteriak ketika melihat
pelayan meletakan shabu-shabu yang kupesan tadi.
“Yak!! Kyu
kalau kau tidak memakannya maka aku tidak akan ikut besok,” kataku
mengancamnya. Dia hanya menatapku ngeri dan mengangguk. Senang rasanya
melihat Kyu pasrah seperti ini.
“Ara,, ara,, aku akan memakan
ini semua,” katanya sambil menyuapkan sawi hijau kemulutnya. Sepertinya
dia ingin sekali aku datang menemui gadis pujaan hatinya itu. Aku hanya
bisa mendesah pelan. Ya Tuhan kuatkan hatiku,,
Kyuhyun POV,,
“Hyung apa semuanya sudah siap?” tanyaku pada Hyung-hyungku yang berkumpul di villa yang sudah kami sewa.
“Semuanya sudah beres Kyu. Kau tenang saja,” Sungmin hyung menjawab pertanyaanku.
“Huuh dadaku berdebar kencang sekali. Aku sangat gugup,” ucapku mengungkapkan perasaanku pada para hyungku.
“Tenang saja Kyu. Aku yakin kau akan sukses malam ini,” Teukie hyung memberiku semangat. Ya, aku juga berharap seperti itu.
Akupun berjalan memasuki kamarku. Menelpon Sara untuk menanyakan apakah dia sudah tiba atau belum?
“Sara-ya. Dimana kau sekarang?” tanyaku.
“….”
“Oh, itu sudah dekat dari villa yang kami sewa.” Jawabku.
“….”
“Baiklah, aku tunggu kau dipantai ya,” kataku sebelum menutup ponselku. Dan melangkah keluar kamar.
“Hyung, aku akan bersiap diposisi, sebentar lagi dia sampai.” Kataku
pada hyung-hyung yang masih sibuk sendiri-sendiri diruang tengah.
“Baiklah, kami juga akan bersiap diposisi kami kalau begitu.” Merekapun
beranjak meninggalkan vila dan menuju posisi yang dimaksudkan. Aku
dengan gugup menuju bibir pantai sambil memandangi matahari yang hampir
tenggelam.
Tidak lama kemudan,,
“Haahhh,, indahnya.”
Ucap seorang yoeja disampingku. Ternyata yoeja yang sedari tadi kutunggu
sudah berada disisiku. Akupun tersenyum melihatnya.
“Hmm, memang indah” kataku mengiyakan perkataannya. ‘Tapi kau lebih indah Sara-ya’ batinku
“Mana gadis itu? aku tidak melihatnya disini?” tanya Sara penasaran.
“Dia sudah datang,” jawabku enteng.
“Mana?” tanyanya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling kami.
“Kau bohong, tidak ada orang lain disini. Pantai ini sepi sekali.”
Katanya lagi. Memang tidak ada orang lain Sara-ya. Wanita itu kau Sara.
Aku tersenyum miris, kenapa gadis ini tidak mengerti juga? Dasar gadis
babo!!
“Sara,,” panggilku lembut. Kudekatkan tubuhku ke tubuhnya. Kutatap matanya yang melebar kaget karena tindakanku.
“Yak! Cho Kyuhyun apa yang kau lakukan?” tanyanya sambil melangkah
mundur. Melihat tindakannya kugenggam kedua tangannya agar tidak
bergerak menjauh dariku.
“Kenapa kau masih belum sadar juga? Kau ini benar-benar bodoh atau apa sih?” tanyaku gemas.
“Kau ini kenapa? Kenapa mengataiku bodoh? Kau cari mati, hah?” tanyanya
ketus sambil mencoba melepaskan genggaman tanganku ditangannya.
“Gadis itu kau Sara-ya. Kenapa kau tidak menyadarinya?” tanyaku yang semakin gemas melihatnya.
“Mwo? Aku? No way,” katanya tak percaya. Matanya semaikn membulat menunjukan ketidakpercayaan yang sangat jelas.
Melihatnya yang mematung tidak bergerak membuatku agak khawatir.
Kudekatkan kembali tubuhku ke tubuhnya. Melihatnya yang tidak memberi
respon membuatku memeluknya.
Sara POV,,
Dia semakin
mendekatkan tubuhnya ke tubuhku yang mematung lalu memelukku. Membuatku
tersadar kalau ini bukan mimpi. Kenapa dia mengatakan itu? apa benar
selama ini gadis yang dicintainya adalah aku?
“Sara jangan seperti ini, kau membuatku takut,” ucapnya lirih ditelingaku.
“Kyu, kau serius dengan ucapanmu? Aku tidak mengerti,” akhirnya kupaksakan juga suaraku keluar.
“Tidakkah kau menyadarinya? Cerita mengenai pertemuan itu kuceritakan
setelah aku bertemu denganmu. Cerita tentang telepon itu juga
kuceritakan setelah kau menelponku. Kau benar-benar tidak menyadarinya?”
tanyanya sambil memandang mataku lekat. Aku hanya mampu menggeleng.
“Gadis bodoh,” katanya sambil mengacak rambutku. Air mataku sudah hampir jatuh membasahi pipiku. Air mata bahagiaku.
“Saranghaeyo Sara-ya, jadilah gadisku,” ucapnya sungguh-sungguh. Aku
hanya memandangnya takjub. Tidak percaya pada apa yang baru saja
diucapkannya. Tanpa bisa kucegah air mataku mengaliri kedua pipiku. Aku
benar-benar bahagia.
“Uljima, kenapa kau menangis?” tanyanya cemas sambil mengusap airmata dipipiku.
“Aku bahagia Kyuhyun-ah. Aku bahagia karena kau mencintaiku,” jawabku sambil menundukkan wajahku.
“Apa? Kau kenapa?” tanyanya dengan nada menggoda.
“Na ddo saranghae Kyuhyun-ah,” jawabku dengan suara hampir berbisik.
“Apa? Aku tidak mendengarnya,” tanyanya semakin menggodaku.
“Yak!! Kyuhyun-ah. Kau ini budek atau apa sampai tidak bisa mendengar
kata-kataku,” ucapku ketus. Bukan karena marah tapi karena aku gugup dan
malu.
“Kenapa harus membentakku. Jadi sekarang kau resmi
menjadi yoeja cingu-ku?” tanyanya sambil memamerkan senyumnya yang bisa
membiusku.
Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaanya. Tanpa
permisi dia langsung memelukku erat dan mengangkat tubuhku sambil
memutar-mutarnya hingga kepalaku pusing dibuatnya. Aku saaaangat
bahagia.
Tiba-tiba kudengar suara desisan dan letupan. Sontak
saja Kyu menurunkanku dari aksinya tadi. Kami sama-sama menikmati hujan
kembang api diatas kepala kami. Sangat indah menghiasi langit malam yang
hitam pekat.
“Cukhaeyo uri magnae,” terdengar suara beberapa orang dibelakangku yang disusul dengan suara tepuk tangan dan siulan.
Ternyata para member SuJu yang lain juga ada disini. Apa mereka melihat
apa yang baru saja terjadi antara aku dan Kyuhyun? Aahh, aku malu
sekali. Kyu yang berdiri disampingku hanya menggaruk-garuk kepalanya
yang kuyakin tidak terasa gatal.
“Gomawo hyung,” ucapnya malu-malu. Aiish, bocah ini membuatku malu saja. Tanpa basa-basi dia memelukku lagi.
“Yak, Cho Kyuhyun lepaskan aku!” teriakku. Tapi Kyu malah semakin mengeratkan pelukannya ketubuhku.
“Hahahahahaha,,,,” terdengar suara tawa dari beberapa orang yang melihat tingkah Kyu. Ya sudah, aku pasrah.
Cr :Radistha